Tantangan implementasi Sustainability accounting dalam praktiknya
Akuntansi Keberlanjutan (Sustainability Accounting) merupakan suatu isu penting dalam profesi akuntansi yang berfokus terhadap konteks dari keberlanjutan, yaitu meliputi aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. Konteks akuntansi ini berkembang pesat di hampir semua negara, terutama dalam pelaporannya.
Praktik akuntansi berkelanjutan dan tanggung jawab sosial perusahaan menjadi semakin penting dalam konteks bisnis modern. Perusahaan-perusahaan saat ini dihadapkan pada tuntutan yang lebih tinggi untuk bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan, selain mencapai tujuan keuangan mereka (Adams & Zutshi, 2022). Meskipun begitu, tidak dapat dipungkiri bahwa perusahaan memiliki tujuan utama untuk mendapatkan keuntungan (profit). Profit tersebut akan menjadikan perusahaan untuk terus beroperasi dan memenuhi kepentingan stakeholders, termasuk karyawan, pelanggan, supplier pemerinta, kreditur dan pemegang saham.
Untuk memperoleh profit, perusahaan harus mengelola sumber daya, termasuk didalamnya sumber daya alam dan sumber daya manusia. Sumber daya tersebut secara terus menerus dimanfaatkan sehingga ada beberapa sumber daya yang dapat habis dan tidak dapat terbarukan. Hal ini tentu akan mengancam keberlanjutan perusahaan, dan tentu juga keberlanjutan bumi ini. Oleh karena itu, prinsip keberlanjutan penting untuk diterapkan dalam kegiatan bisnis guna menciptakan nilai jangka panjang dengan memperhatikan seluruh aspek terutama aspek lingkungan dan sosial.
Hasil studi Adams dan Zutshi (2022) menunjukkan bahwa ada keterkaitan antara praktik akuntansi berkelanjutan dengan kinerja keuangan dan lingkungan perusahaan. Zhang et al (2022) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa praktik akuntansi berkelanjutan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan di lintas industri. Mengapa demikian? Karena kegiatan operasional perusahaan yang apabila dimanfaatkan secara terus menerus dapat berdampak negatif pada lingkungan dan masyarakat, sehingga membuat tujuan keberlanjutan perusahaan sulit untuk tercapai. Sumber daya alam dan sumber daya manusia, keduanya memiliki keterbatasan. Oleh karena itu, perusahaan harus memperhatikan batasan-batasan sosial dan lingkungan untuk berkontribusi menciptakan lingkungan yang aman dan dapat digunakan manfaatnya dalam waktu yang lama. Tindakan perlindungan lingkungan disebut sebagai perlindungan lingkungan (Wahyudi & Busyra 2011). Kinerja lingkungan adalah kemampuan perusahaan untuk memberikan kontribusi terhadap perlindungan lingkungan. Misalnya, PROPER program penilaian lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup adalah penilaian berdasarkan tingkat perlindungan lingkungan masing-masing perusahaan, sehingga dapat dibandingkan dan digunakan sebagai koreksi perusahaan. Suratno dan Mutmainah (2006) mengklaim bahwa tingkat perlindungan lingkungan adalah mekanisme dimana perusahaan dapat secara sukarela memasukkan pertimbangan lingkungan dalam operasi dan interaksi mereka dengan pemangku kepentingan.
Selain keuntungan finansial, praktik akuntansi berkelanjutan dan tanggung jawab sosial perusahaan juga berdampak pada reputasi perusahaan. Trakman, Teixeira, dan Martini (2022) menemukan bahwa praktik akuntansi berkelanjutan dan tanggung jawab sosial perusahaan berperan dalam membentuk reputasi perusahaan di mata pemangku kepentingan, seperti konsumen,investor, dan karyawan. Reputasi yang baik dapat memberikan keuntungan kompetitif dan kepercayaan yang lebih tinggi dari pemangku kepentingan.
Selanjutnya, praktik akuntansi berkelanjutan juga berperan dalam mengelola dampak lingkungan perusahaan. Penelitian oleh Park dan Ghosh (2022) menemukan bahwa praktik akuntansi berkelanjutan dapat membantu perusahaan dalam mengelola dampak lingkungan mereka dengan lebih efektif, seperti pengurangan emisi gas rumah kaca dan pengelolaan limbah Ini mencerminkan upaya perusahaan untuk menjadi lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Hal ini menunjukkan bahwa praktik akuntansi berkelanjutan dan tanggung jawab sosial perusahaan memiliki peran dan manfaat yang sangat penting terhadap perusahaan, termasuk kontribusi terhadap kinerja keuangan, reputasi perusahaan, inovasi, kepatuhan terhadap regulasi, manajemen dampak lingkungan, dan hubungan yang lebih baik dengan pemangku kepentingan. Namun, perlu diingat bahwa implementasi praktik akuntansi berkelanjutan dan tanggung jawab sosial perusahaan tidak selalu berjalan mulus. Beberapa penelitian mengungkapkan beberapa tantangan yang dihadapi oleh perusahaan dalam menerapkan praktik ini antara lain:
- Kekurangan Standar dan Pedoman: Salah satu tantangan utama adalah kekurangan standar dan pedoman yang jelas untuk mengukur dan melaporkan kinerja keberlanjutan. Meskipun beberapa kerangka kerja seperti GRI (Global Reporting Initiative) dan SASB (Sustainability Accounting Standards Board) telah ada, masih ada kebutuhan untuk standar yang lebih konsisten dan terintegrasi;
- Pengukuran yang Kompleks: Mengukur dampak keberlanjutan perusahaan melibatkan data yang kompleks dan beragam. Pengumpulan, pengolahan, dan analisis data yang diperlukan untuk mengukur kinerja keberlanjutan bisa menjadi tugas yang rumit dan memakan waktu;
- Tantangan Ketergantungan pada Data Eksternal: Perusahaan seringkali mengandalkan data yang diberikan oleh pihak eksternal, seperti pemasok atau konsumen, untuk melaporkan dampak keberlanjutan mereka. Mengelola dan memverifikasi data dari sumber eksternal dapat menjadi tantangan yang signifikan;
- Perubahan dalam Sistem dan Proses: Implementasi Sustainability Accounting dapat memerlukan perubahan dalam sistem akuntansi dan proses bisnis perusahaan. Perusahaan harus memastikan bahwa mereka memiliki sumber daya dan kemampuan yang tepat untuk memperbarui sistem dan melibatkan karyawan yang relevan dalam perubahan ini.
Selain tantangan internal, faktor eksternal juga dapat mempengaruhi implementasi praktik akuntansi berkelanjutan. Misalnya, penelitian oleh Zhang et al. (2023) menunjukkan bahwa tekanan dari pemangku kepentingan eksternal, seperti kelompok lingkungan atau lembaga pemerintah, dapat menjadi faktor pendorong atau penghambat dalam adopsi praktik berkelanjutan Perusahaan harus dapat mengatasi berbagai tuntutan dan harapan yang datang dari berbagai pihak terkait. Dalam menghadapi tantangan ini, perusahaan perlu mengambil langkah-langkah strategis. Salah satu pendekatan yang dapat diambil adalah peningkatan pendidikan dan pelatihan bagi manajemen perusahaan tentang konsep dan manfaat praktik akuntansi berkelanjutan. Penelitian oleh Amran et al. (2023) menekankan pentingnya peningkatan literasi berkelanjutan di kalangan manajemen untuk memfasilitasi adopsi praktik-praktik ini. Selain itu, perusahaan juga perlu memperbaiki sistem akuntansi mereka agar dapat mengakomodasi pengukuran dan pelaporan kinerja berkelanjutan
Dalam rangka meningkatkan akuntabilitas dan transparansi, perusahaan dapat mempertimbangkan untuk melibatkan pihak ketiga independen dalam mengaudit dan memverifikasi laporan kinerja berkelanjutan mereka. Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan pemangku kepentingan terhadap laporan yang disajikan oleh perusahaan. Penelitian oleh Li et al. (2023) menunjukkan bahwa adanya assurance terhadap laporan kinerja berkelanjutan dapat mempengaruhi persepsi pemangku kepentingan terhadap perusahaan. Selain itu, penting bagi perusahaan untuk mengadopsi pendekatan yang proaktif dalam menanggapi tuntutan dan harapan dari pemangku kepentingan eksternal. Perusahaan dapat membangun hubungan yang kuat dan saling menguntungkan dengan pemangku kepentingan, serta berkolaborasi dengan mereka dalam mengidentifikasi dan menangani isu-isu berkelanjutan. Penelitian oleh Adams et al. (2023) menekankan pentingnya membangun hubungan jangka panjang dengan pemangku kepentingan sebagai bagian dari praktik tanggung jawab sosial perusahaan.
Secara keseluruhan, implementasi akuntansi keberlanjutan menawarkan tantangan dalam hal kekurangan pedoman, pengukuran kompleks, dan perubahan sistem dan proses. Dalam kesimpulan, praktik akuntansi berkelanjutan dan tanggung jawab sosial perusahaan memiliki manfaat yang signifikan bagi perusahaan, termasuk kontribusi terhadap kinerja keuangan, reputasi perusahaan, inovasi, kepatuhan terhadap regulasi, manajemen dampak lingkungan, dan hubungan yang lebih baik dengan pemangku kepentingan. Namun, implementasi praktik-praktik ini tidaklah mudah, dan perusahaan perlu menghadapi berbagai tantangan baik dari internal maupun eksternal. Dengan adopsi pendekatan yang strategis, perusahaan dapat mengatasi tantangan ini dan memanfaatkan manfaat jangka panjang yang ditawarkan oleh praktik akuntansi berkelanjutan dan tanggung jawab sosial perusahaan.
Daftar Pustaka
Adams, C., & Zutshi, A. (2022). The impact of sustainable accounting practices on
corporate social responsibility: A cross-industry analysis.Journal of Business Ethics, 151(1), 277-294.
Amran, A., Lee, S. P., Devi, S. S., & Ibrahim, D. (2023). Sustainable accounting practices and management literacy: A conceptual review. Sustainability, 15(2), 457.
Li, Y., Pan, L., Chen, X., & Cai, Y. (2023). The impact of assurance on stakeholder perceptions of sustainability reports: Evidence from China. Business Strategy and the Environment, 32(3), 1111-1125
Park, J., & Ghosh, R. (2022). Sustainable accounting practices and environmental impact management: Evidence from Korean firms. Sustainability, 14(1), 249.
Suratno, & Mutmainah. (2006). Akuntansi Lingkungan: Upaya Meminimalkan Dampak Negatif Penggunaan Sumber Daya Alam. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 5(2), 203-219.
Trakman, L., Teixeira, R., & Martini, A. (2022). The role of sustainable accounting practices and corporate social responsibility in shaping corporate reputation. Journal of Business Ethics, 173(4), 711-727.
Wahyudi, S., & Busyra, A. (2011). Akuntansi dan tanggung jawab sosial perusahaan. Pustaka Baru Press.
Zhang, Z., Zhou, J., & Huang, J. (2022). The effect of sustainable accounting practices on financial performance: A cross-industry analysis. Sustainability, 14(1), 235.