Kembali

Suistainability Accounting : Akuntansi Keberlanjutan Sektor Perbankan

 

AKUNTANSI BERKELANJUTAN SEKTOR PERBANKAN

 

Perkembangan ilmu akuntansi dihasilkan dari proses pertumbuhan, perkembangan dan perubahan suatu organisasi (Sisaye, 2021). Ketika organisasi berkembang dari waktu ke waktu, mereka menciptakan mekanisme akuntansi yang, antara lain, menjaga stabilitas dan efisiensi operasional. Proses keberlanjutan membutuhkan pembangunan struktural dan sistemik yang mengarah pada perubahan transformatif. Perubahan ini mereformasi aturan dan peraturan akuntansi yang ada dengan menciptakan aturan dan prosedur akuntansi baru. Akuntansi keberlanjutan merupakan inovasi akuntansi dan hasil dari proses perubahan organisasi. Ketika organisasi menghadapi tuntutan terkait transparansi dari pihak eksternal yang semakin meningkat setiap tahunnya, mereka mengadopsi inovasi untuk mengembangkan cara baru dalam mengungkapkan informasi kepada konstituen/pihak eskternal ini (Belluci & Manetti, 2018). Akuntansi keberlanjutan dapat didefinisikan secara luas sebagai strategi organisasi bisnis yang menghubungkan perusahaan dengan lingkungan ekologi eksternal dan internal organisasi mereka. Interaksi ekonomi bisnis dan produksi terekam dan tercermin dalam operasi perusahaan dalam hal kinerja keuangan, sosial dan lingkungan (Coville, 2021). Kerangka perhitungan memberikan pedoman untuk memastikan dimasukkannya keberlanjutan dalam operasi sehari-hari organisasi untuk menilai risiko dan peluang yang terkait dengan penerapan strategi berkelanjutan.

Pertumbuhan ekonomi yang bertanggung jawab merupakan bagian integral dari tujuan pembangunan berkelanjutan. Transisi menuju pembangunan berkelanjutan harus dilandasi oleh perubahan pola pikir para pengusaha, sehingga operasional bisnis menjadi lebih baik d an berkelanjutan, dengan memperhatikan aspek sosial, lingkungan, dan administrasi. Sektor keuangan bereaksi positif terhadap inisiatif keuangan berkelanjutan. Masyarakat internasional juga mendapat respon positif dari Indonesia untuk mengimplementasikan inisiatif tersebut. Namun masih terdapat kesenjangan, seperti kurangnya pemahaman industri tentang keuangan berkelanjutan, kurangnya kesepakatan tentang standarisasi. Beberapa kesenjangan tersebut harus

 

segera diatasi agar sektor keuangan dapat memaksimalkan peluang yang ada untuk menjawab tuntutan pasar dan masyarakat yang terus meningkat akan produk dan layanan keuangan yang berkelanjutan. Penggunaan opsi ini harus disertai dengan manajemen risiko perubahan iklim untuk menghindari dampak negatif yang tidak diinginkan. Risiko perubahan iklim meliputi risiko fenomena perubahan iklim yang menyebabkan kerusakan properti dan secara langsung mempengaruhi proses bisnis (risiko fisik), risiko akibat perubahan politik dan perkembangan teknologi untuk transisi ke ekonomi rendah karbon (risiko transisi), dan risiko hukum. mempertaruhkan. ganti rugi atau klaim oleh perusahaan yang tidak mempertimbangkan dampak perubahan iklim (liability risk).