Kembali

NARASI MARIMAR #1

NARASI MARIMAR #1 2023

Program kerja MARIMAR dilaksanakan selama 2 hari berturut-turut yaitu pada tanggal 10 – 11 Juni 2023 dan di adakan di area binaan Telkomas Makassar dimulai pukul 10.00 WITA sampai selesai. Acara tersebut dimulai dengan pembacaan doa, diikuti dengan pengenalan antara anak-anak yang hadir dengan pengajar yang merupakan anggota KEMA IMA FEB UH dan kemudian memberikan materi singkat kepada anak-anak. Anak-anak tersebut di dampingi oleh satu orang atau lebih anggota KEMA IMA FEB-UH saat proses belajar. Tak hanya mendampingi  dalam proses belajar, tugas lain yang cukup penting dilakukan oleh KEMA adalah membantu melerai anak-anak yang bertengkar atau bermain cukup keras. Namun demikian, kegiatan dipenuhi oleh kegembiraan dan antusias anak-anak Telkomas yang ingin belajar bersama para KEMA. Lalu di akhir kegiatan terdapat sesi foto bersama anak-anak.

Kondisi anak-anak di sana sangat memprihatinkan dari segi ekonomi dan pengetahuan yang mereka miliki saat itu. Dari segi ekonomi, terlihat dari lingkungan tempat itu yang di penuhi oleh kumpulan sampah hasil pekerjaan dari orang tua mereka atau bahkan mereka sendiri. Tempat kumuh, dikelilingi oleh sampah, bahkan tempat belajar di kegiatan ini yang bisa dibilang tidak membuat nyaman. Akan lebih baik jika anak-anak tersebut menuntut pendidikan di tempat yang layak seperti sekolah pada umumnya. Lingkungan yang lebih bersih dan kondusif, serta fasilitas yang lebih memadai. Hal tersebut tentunya sulit dipenuhi mengingat kondisi ekonomi para orang tua mereka yang tidak memungkinkan untuk menyekolahkan anak-anaknya, sehingga terpaksa mereka harus berhenti sekolah di tengah jalan. Pengetahuan mereka seperti menulis dan berhitung pun tidak maksimal untuk seusianya. Banyak dari mereka yang harusnya sudah bisa menulis angka dan huruf tanpa di bantu, namun harus di bantu banyak oleh kami para KEMA. Dan dilihat dari kejadian-kejadian tidak terduga selama kegiatan, saya merasa bahwa anak-anak ini masih belum sepenuhnya fokus untuk belajar, namun juga bermain dan menjahili temannya yang lain. Meski demikian, semangat belajar dari anak-anak ini tidak luntur, dari anak yang paling besar dan yang paling kecil sama-sama memiliki semangat yang besar untuk belajar di tengah kondisi ekonomi yang sulit.

PERSONAL STATEMENT TENTANG KONDISI DAN SALAH SATU ANAK DISANA:

Salah satu anak tersebut bernama Aisyah, usianya sekitar 3 – 4 tahun. Dia merupakan salah satu anak di tengah kondisi yang telah disebutkan di atas. Tidak banyak yang dapat saya sampaikan mengenai kondisi Aisyah, namun yang saya tahu, ia sangat antusias untuk bergabung dengan anak yang lebih besar. Meskipun ia sibuk dengan pesawat kertasnya, ia sangat tenang melihat teman-temanya belajar dan ikut mendengarkan saat pengajar mengajak semuanya bernyanyi. Saya sudah menawarkan apakah ia mau menulis bersama, namun ia tolak dengan tetap fokus membuat pesawat atau memilih menyusun kertas layaknya tempat tidur dan kemudian berbaring di atasnya. Satu harapan saya, semoga si kecil Aisyah bisa menempuh pendidikan yang lebih layak di mana pun itu.

SARAN :

Dari kondisi yang telah disebutkan di atas, maka menurut saya perlu adanya penggalangan dana atau sumbangan untuk membantu memfasilitasi anak-anak agar lebih nyaman saat belajar, entah dari fasilitas rumah belajar ataupun alat tulis, warna, buku, serta poster. Fasilitas seperti meja sangat diperlukan agar anak-anak lebih nyaman dan lebih mudah dalam menulis.