Kembali

Review ORIENTASI 2024

 Kondisi dunia saat ini akibat emisi CO2 yang menyebabkan pencemaran udara dan membawa  dampak serius bagi planet kita antara lain terjadinya perubahan Iklim akibat meningkatnya emisi  CO2 menjadi penyebab utama pemanasan global, yang memicu berbagai konsekuensi seperti  mencairnya es di kutub, kenaikan permukaan laut, fenomena cuaca ekstrem, dan perubahan pola  curah hujan, terjadinya masalah kesehatan akibat polusi udara dan juga berakibat buruk bagi  kesehatan manusia, menyebabkan penyakit pernapasan, penyakit jantung, kanker, dan berbagai  masalah kesehatan lainnya. Diperkirakan jutaan kematian dini terjadi setiap tahun akibat polusi  udara, terjadinya kerusakan ekosistem. Pencemaran udara juga berdampak negatif pada ekosistem,  membahayakan tanaman dan hewan, dan mengganggu keseimbangan alam. 

 Pajak karbon adalah pajak yang dikenakan atas emisi karbon dari produksi barang dan jasa.  Pajak ini dirancang untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dengan pada dasarnya meningkatkan  harga bahan bakar fosil. Dengan membuat pencemaran karbon menjadi lebih mahal, pajak karbon  memberi insentif kepada bisnis dan konsumen untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil  dan emisi yang dihasilkan. Kebijakan pajak karbon menjadi instrumen penting untuk memerangi  perubahan iklim dan mendorong pembangunan berkelanjutan. Berikut beberapa alasan mengapa  kebijakan ini perlu diterapkan: 

1. Mendorong Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca. Pajak karbon membebani emisi karbon  dengan biaya, sehingga mendorong industri dan individu untuk beralih ke praktik yang lebih ramah  lingkungan. Hal ini dapat memicu inovasi teknologi rendah karbon dan meningkatkan efisiensi  energi. 

2. Meningkatkan Pendapatan Negara. Pendapatan dari pajak karbon dapat digunakan untuk  membiayai program-program terkait perubahan iklim, seperti pengembangan energi terbarukan,  adaptasi perubahan iklim, dan bantuan sosial bagi masyarakat yang terkena dampak. 

3. Menciptakan Pasar Karbon. Pajak karbon dapat menjadi dasar untuk membangun pasar karbon,  di mana emisi karbon dapat diperdagangkan. Hal ini dapat mendorong investasi dalam proyek proyek pengurangan emisi dan menciptakan peluang ekonomi baru. 

4. Memperjelas Biaya Emisi Karbon. Pajak karbon membantu internalisasi biaya emisi karbon,  yang sebelumnya tidak diperhitungkan dalam harga barang dan jasa. Hal ini memberikan sinyal  harga yang jelas kepada pelaku ekonomi dan mendorong mereka untuk mempertimbangkan  dampak lingkungan dalam pengambilan keputusan. 

5. Mendorong Transisi Menuju Ekonomi Rendah Karbon. Pajak karbon dapat mempercepat  transisi menuju ekonomi rendah karbon dengan mendorong pergeseran ke sumber energi  terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan adopsi teknologi ramah lingkungan.

 Cara-cara yang bisa kita lakukan untuk mencegah terjadi nya pencemaran udara akibat emisi  CO2 antara lain sebagai berikut : 

1. Kurangi penggunaan kendaraan pribadi. Beralih ke transportasi umum, bersepeda, berjalan kaki,  atau carpooling untuk mengurangi emisi gas buang. 

2. Hemat energi di rumah. Matikan lampu dan peralatan elektronik saat tidak digunakan, cabut  colokan, gunakan peralatan hemat energi, dan atur suhu ruangan secukupnya. 

3. Gunakan energi terbarukan. Pasang panel surya di rumah, gunakan pemanas air tenaga surya,  atau beralih ke penyedia listrik energi terbarukan. 

4. Kelola sampah dengan benar. Daur ulang, kompos, dan kurangi penggunaan plastik untuk  mengurangi emisi metana dari TPA. 

5. Tanam pohon disekitar pekarangan rumah ataupun tempat lainnya. Pohon menyerap CO2 dari  atmosfer. Tanam pohon di halaman rumah, taman, atau area publik. 

6. Investasi dalam energi terbarukan. Mendukung pengembangan dan penggunaan energi  terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan geothermal. 

7. Meningkatkan efisiensi energi. Menerapkan standar efisiensi energi yang lebih ketat untuk  bangunan, peralatan, dan kendaraan. 

8. Mendukung transportasi public. Meningkatkan infrastruktur dan layanan transportasi publik  yang ramah lingkungan. 

9. Menerapkan peraturan emisi yang lebih ketat untuk industry. Membatasi emisi CO2 dari pabrik,  pembangkit listrik, dan industri lainnya. 

10. Mendorong inovasi teknologi. Mendanai penelitian dan pengembangan teknologi yang lebih  bersih dan ramah lingkungan. 

Greenflation 

 Greenflation adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan inflasi yang disebabkan oleh  kebijakan dan perubahan terkait lingkungan hidup. Secara harfiah, greenflation bisa diartikan  sebagai kenaikan biaya yang diakibatkan oleh perubahan ke arah energi yang lebih bersih. Ada  dua penyebab utama greenflation yaitu peningkatan permintaan terhadap bahan-bahan ramah 

lingkungan, seiring dengan peralihan ke energi terbarukan dan teknologi hijau lainnya, permintaan  terhadap bahan-bahan seperti lithium, tembaga, dan aluminium meningkat.  

 Karena pasokan tidak selalu bisa ditingkatkan dengan cepat, kenaikan permintaan ini bisa  menyebabkan kenaikan harga dan kebijakan pemerintah yang mendorong energi hijau untuk  mempercepat transisi energi, pemerintah mungkin mengeluarkan kebijakan yang membuat energi  fosil menjadi kurang menarik, misalnya dengan pajak karbon. Hal ini bisa menyebabkan harga  energi secara keseluruhan naik, termasuk energi terbarukan. Hal-hal yang bisa dilakukan untuk  mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh greenflation antara lain yaitu: 

1. Subsidi dan insentif. Pemerintah dapat memberikan subsidi atau insentif untuk mendorong  produksi dan konsumsi produk ramah lingkungan. Hal ini dapat membantu menurunkan biaya  produk hijau dan membuatnya lebih terjangkau bagi konsumen. 

2. Investasi dalam infrastruktur hijau. Investasi dalam infrastruktur hijau, seperti energi terbarukan  dan transportasi publik, dapat membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan  sumber daya alam lainnya. Hal ini dapat membantu menurunkan biaya produksi dan harga produk. 

3. Penetapan harga karbon. Penetapan harga karbon dapat membantu mendorong transisi ke  ekonomi yang lebih hijau dengan membuat emisi gas rumah kaca lebih mahal. Hal ini dapat  mendorong perusahaan untuk berinvestasi dalam teknologi yang lebih hemat energi dan  mengurangi emisi mereka. 

4. Peraturan dan standar lingkungan. Pemerintah dapat menerapkan peraturan dan standar  lingkungan yang lebih ketat untuk mengurangi polusi dan melindungi lingkungan. Hal ini dapat  membantu meningkatkan kualitas lingkungan dan mengurangi biaya yang terkait dengan  kerusakan lingkungan. 

5. Meningkatkan efisiensi. Bisnis dapat meningkatkan efisiensi operasi mereka untuk mengurangi  penggunaan sumber daya dan emisi. Hal ini dapat membantu menurunkan biaya produksi dan  harga produk. 

6. Mengembangkan produk ramah lingkungan. Bisnis dapat mengembangkan produk ramah  lingkungan yang memenuhi permintaan konsumen yang semakin meningkat akan produk yang  berkelanjutan. 

7. Bekerja sama dengan pemerintah dan organisasi lain. Bisnis dapat bekerja sama dengan  pemerintah dan organisasi lain untuk mempromosikan praktik berkelanjutan dan mengurangi  dampak inflasi hijau. 

8. Mengubah pola konsumsi. Individu dapat mengubah pola konsumsi mereka dengan memilih  produk ramah lingkungan, mengurangi penggunaan energi, dan mendaur ulang. Hal ini dapat  membantu mengurangi permintaan akan produk yang tidak ramah lingkungan dan emisi gas rumah  kaca.