Kembali

Orang Miskin dilarang Sakit

Buku Orang Miskin Dilarang Sakit oleh Eko Prasetyo adalah buku yangmenceritakan pandangan Eko Prasetyo terhadap kesehatan di Indonesia. BukuIni dicetak pertama tahun 2004 sehingga pandangan Eko Prasetyo adalah pandangankesehatan pada saat itu. Pada tahun 2004 ke belakang salah satu masalah yang sangat banyak di Indonesia adalah masalah kesehatan.

Dalam bukuny, Eko Prasetyomemberi penjelasan yang singkat, padat dan mudah dipahami tentang keadaankesehatan Indonesia. Tidak memperhatikan ancaman merupakan harapan iblis dari manusia(Edmund Burke, 1729-97). Pernyataan tersebut mencerminkan kondisi yang terjadi dalam konteks ini, yang menggambarkan penyakit-penyakit yang telah menyerangIndonesia, seperti (1) Demam berdarah, (2) Flu burung (avian influenza), (3) Muntaber, (4) Bakteri Escherichia coli, dan (5) Kaki Gajah (Filariasis). Penyakit- penyakit ini telah menimbulkan banyak korban, dan respons pemerintah dan Dinas Kesehatan dalam mengatasi wabah tersebut terbilang lambat. ngatlah bahwa seekor anjing mampu membunuh singa yang enggan melawan(Duryodhana).

Wabah penyakit menyebar hingga ke tempat penampungan pengungsi, seperti di Nunukan, tempat para TKI pahlawan devisa mengungsi. Kondisi di sana, termasuk air mentah dari PJTKI, asupan gizi yang tidak seimbang, dan kurangnyasanitasi, membuat tempat penampungan rentan terhadap serangan penyakit seperti muntaber, diare, dan infeksi saluran pernapasan, khususnya pada anak-anak. Lebihdari 70 TKI tewas akibat berbagai penyakit tersebut.

Selain di tempat pengungsian, wabah penyakit juga menyebar di daerahkonflik. Pemerintah yang kesulitan mengatasi konflik harus menghadapi gangguanjiwa yang melibatkan sindrom pasca trauma. Gejalanya melibatkan kecemasan, ketegangan, ketidakpastian masa depan, dan dendam atas luka masa lalu. Daerahkonflik seperti Ambon atau Poso memiliki risiko gangguan jiwa yang lebih besar, danperan pemerintah, terutama Dinas Kesehatan, dalam menangani kasus ini menjadi pertanyaan. Dokumentasi medis yang kurang menyeluruh, kurangnya respons yangoptimal, dan rendahnya fungsi puskesmas menambah kerentanan terhadap penyebaranulang wabah. Orang sakit tidak hanya butuh obat, melainkan juga penghiburan (FlorenceNightingale). Puskesmas bukan hanya pusat pelayanan kesehatan, tetapi juga lembagapendidikan dan pelatihan untuk masyarakat setempat. Perlu peningkatan danperluasan program seperti posyandu untuk mencakup semua kelompok usia. tidak siap bekerja di sana, rendahnya penghargaan pemerintah terhadap dokter puskesmas, dan orientasi pendidikan kedokteran yang kurang sesuai dengankebutuhan lapangan.

Pengetahuan medis yang melibatkan masyarakat dan aparat pemerintah perlu ditingkatkan untuk mencegah pemberitaan yang memperberat bebanpsikologis penduduk setempat. Informasi tentang penyakit, pola penyebarannya, danakibatnya harus menjadi pengetahuan umum yang disebarkan luas.