Kembali

Tantangan Pengembangan Publikasi Ilmiah dan Pengajaran Sustainability Accounting di Indonesia

Sustainability accounting ialah suatu paradigma baru dalam bidang akuntansi yang menyatakan bahwa fokus dari pengakuan, pengukuran, pencatatan, peringkasan, pelaporan, pengungkapan, akuntabilitas dan transparansi akuntansi tidak hanya tertuju pada transaksi-transaksi atau informasi keuangan, tapi juga pada transaksi-transaksi atau peristiwa sosial (people) dan lingkungan (planet) yang mendasari informasi keuangan. Sustainability accounting sebagai salah satu solusi ideal dan implementatif dalam membantu memulihkan perekonomian Indonesia, dari segi stabilitas bisnis. Akuntan yang dapat menjalankan peran ini tentunya tidak hanya memiliki kemampuan akuntansi, namun juga memiliki isu dan kemampuan yang lebih global.

Salah satu contoh perusahaan. yang menerapkan sustainability accounting di Indonesia yaitu The Body Shop. The Body Shop memiliki green office di Indonesia, Penerapan konsep green office memiliki peran penting dalam menyehatkan masyarakat dan juga lingkungan. Salah satu hal yang menarik dari green office tersebut adalah terdapat tanaman hijau yang tidak hanya berfungsi sebagai pelengkap interior, tapi juga dapat membantu memperbaiki kualitas udara.

Berdasarkan jurnal tersebut, ternyata terdapat beberapa tantangan yang dihadapi, yaitu :

  1. Belum adanya standar yang diterima secara umum mengenai terminologi yang harus digunakan untuk mengacu kepada proses pelaporan CSR. Hal ini berdampak pada kesulitan dalam melakukan pengukuran, komparasi hasil penelitian dan proses transfer ilmu terkait sustainability accounting kepada mahasiswa.
  2. Lalu, belum diadopsinya kerangka konseptual yang mendukung pelaporan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan (CSR) sebagai satu kesatuan yang utuh. Hal ini berdampak pada masih rendahnya tingkat partisipasi perusahaan di Indonesia dalam pelaporan CSR. Rendahnya partisipasi dalam pelaporan CSR tentu saja menyulitkan peneliti untuk memperoleh sumber data yang memadai dan akademisi untuk memperoleh studi kasus yang dapat dijadikan bahan ajar di kelas.
  3. Dan yang terakhir, masih relatif rendahnya tingkat keterterimaan kajian ilmiah terkait sustainability accounting dalam jurnal bereputasi di Indonesia. Hal ini berdampak pada semakin lambatnya proses diseminasi hasil penelitian kepada audien yang lebih luas, termasuk juga kepada kalangan akademisi.

Dari jurnal tersebut, dapat diketahui bahwa ternyata masih banyak tantangan yang dihadapi dalam penyebaran isu sustainability accounting. Menurut saya, hal ini dapat diatasi dengan :

  1. Adanya kesadaran dan pendidikan, yang dimaksud ialah sadar akan adanya isu tersebut dan mau untuk meningkatkan pehamaham terkait pentingnya sustainability accounting, dapat dilakukan dengan mengikuti seminar, pelatihan, dan kegiatan lainnya.
  2. Harus ada campur tangan pemerintah didalamnya, karena pemerintah dapat memainkan peran kunci dalam menciptakan kebijakan dan regulasi yang mendukung pelaporan sustainability accounting. Ini dapat mencakup insentif fiskal bagi perusahaan yang mengadopsi praktik berkelanjutan, serta sanksi bagi pelanggar.
  3. Dan yang paling penting adalah memaksimalkan penggunaan teknologi, pemanfaatan teknologi informasi dan sistem informasi yang canggih dapat membantu perusahaan mengumpulkan, mengelola, dan melaporkan data berkelanjutan dengan lebih efisien dan akurat. Selain itu, juga dapat memaksimalkan penyebaran informasi mengenai isu sustainability accounting di Indonesia.