Kembali

Belajar Kritis dari Luar Sekolah - Nurhady Sirimorok

Pada bab 1 menceritakan mengenai pemujaan terhadap kompetisi, keterasingan siswa di dalam sekolah dan keterasingan sekolah dari realitas.  Kemudian buku ini menceritakan bagaimana orang muda di dunia internasional sebagai agen2 berdaya yang sanggup mengejar cita2 yang betanggungjawab. Selain menceritakan bagaimana orang muda di dunia internasional, buku ini jg menceritakan bagaimana orang muda Indonesia ketika orang dewasa dari berbagai macam institusi trs berdatangan ke sekolah untuk menceramahi, menggurui, melatih, atau menghimbau, dan bukan untuk mendengar mereka.

Pada bab 2 membentangkan peta konseptual dan teoritis. Bab ini menjelaskan makna konsep2 utama yang digunakan di sepanjang buku. Seperti penggunaan frasa "Orang Muda", kemudian data yang digunakan dalam penelitian, lalu penjelasan mengenai struktur dan agensi, dan dijelaskan mengenai teori pembelajaran transformatif.

Pada bab 3 melanjutkan diskusi lebih spesifik tentang kondisi sistem dan praktik pendidikan formal Indonesia dan konsekuensi-konsekuensi negatifnya. Dalam buku ini perlu ditinjau kondisi ini untuk melukiskan latar kontekstual, agar kita bisa melihat kontradiksi sekolah formal dengan program YC, dan secara relatif menjelaskan mengapa reaksi sebagian peserta terhadap program cukup dramatis.

Bab 4 mengisahkan sejarah dan proses disain program YC, prinsip-prinsip dan metode yang dihasilkannya. Bab ini juga memaparkan kesamaan prinsip-prinsip dan metode YC dengan 'kondisi ideal' yang disarankan para pengusung teori Pembelajaran Transformatif. Bab ini ditutup dengan deskripsi singkat hasil langsung dari program bagi peserta, sebagaimana dituturkan para alumni.

Bab 5 menyajikan kajian tekstual tentang proses transformasi yang dialami oleh para alumni youth camp. Transformasi yang dimaksud ialah dalam ranah pembelajaran instrumental, pembelajaran komunikatif, dan ranah pembelajaran emansipatoris.

Bab 6 mengisahkan bagaimana para peserta menghadapi institusi-institusi di seputar mereka sepulang dari youth camp, termasuk apa yang mereka lakukan untuk menantang struktur-struktur yang menekan mereka

Bab 7 ini meninjau bagaimana klarifikasi terhadap konsep struktur, yang ternyata berwatak virtual, bisa digunakan untuk menganalisa potensi struktur sebagai penghalang dan fasilitator perubahan, dan bagaimana agensi para aktor di dalam struktur tsb menghadapinya.

Bab 8 bab ini mengulas dengan melihat kesamaan dan perbedaan buku butet manurung, rumah sokola, dengan program youth camp. Bab ini dan buku ini ditutup dengan perkataan bahwa masih ada beberapa hal yg belum dikupas dalam kajian ini.