Review ORIENTASI 2024
Carbon Emission: Climate Change & Carbon Tax
Emisi Karbon mengacu pada pelepasan gas karbon ke atmosfer, terutama dalam bentuk karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4). Gas-gas ini dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil (minyak, batu bara, dan gas alam), deforestasi, dan beberapa proses industri. Emisi karbon merupakan kontributor utama terhadap perubahan iklim karena mereka meningkatkan efek rumah kaca.
Perubahan Iklim terjadi ketika perubahan jangka panjang dalam suhu dan pola cuaca terjadi di planet ini. Aktivitas manusia telah mempercepat perubahan ini, terutama melalui peningkatan emisi gas rumah kaca. Beberapa dampak perubahan iklim meliputi:
∙ Suhu rata-rata di bumi meningkat, menyebabkan berbagai
Kenaikan Suhu Global: |
perubahan ekosistem.
∙ Hujan yang lebih ekstrem, kekeringan berkepanjangan, dan
Perubahan Pola Cuaca: |
badai yang lebih kuat dan lebih sering.
∙ Mencairnya gletser dan lapisan
Mencairnya Es Kutub dan Kenaikan Permukaan Laut: |
es di kutub berkontribusi pada kenaikan permukaan laut, yang dapat menyebabkan banjir di daerah pesisir.
∙ Banyak spesies tanaman dan hewan menghadapi risiko
Gangguan pada Ekosistem: |
kepunahan karena mereka tidak dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan lingkungan mereka.
Pengungkapan Emisi Gas Rumah Kaca Menurut WBCSD (2005), produksi karbon global berasal dari sektor berikut: pemanas dan listrik (35%), transportasi (24%), manufaktur selain semen (17%), sektor lainnya (14%), industri energi (5%), dan semen (5%). GRI (Global Reporting Initiative) menyatakan bahwa emisi gas rumah kaca (GRK) terbagi menjadi tiga cakupan: 1. Scope 1: Emisi GRK Langsung Berasal dari sumber yang dimiliki atau dikendalikan oleh organisasi, seperti pembakaran bahan bakar dalam boiler, tungku, atau transportasi bahan bakar. 2. Scope 2: Emisi GRK Tidak Langsung Termasuk emisi dari listrik, pemanasan, pendinginan, dan tenaga uap yang dibeli atau diperoleh dan dikonsumsi oleh organisasi. |
3. Scope 3: Emisi GRK Tidak Langsung Lainnya Merupakan konsekuensi dari kegiatan organisasi tetapi muncul dari sumber yang tidak dimiliki atau dikendalikan oleh organisasi, seperti produksi material yang dibeli, transportasi bahan bakar yang dibeli, dan penggunaan akhir produk. |
Pajak Karbon Pajak Karbon adalah mekanisme kebijakan yang dirancang untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dengan menetapkan harga pada emisi karbon. Pajak ini dikenakan pada bahan bakar fosil berdasarkan jumlah karbon yang mereka lepaskan ketika dibakar. Tujuannya adalah untuk: |
∙ Dengan membuat emisi karbon lebih mahal, pajak ini
Mengurangi Emisi Karbon: |
mendorong perusahaan dan individu untuk mengurangi konsumsi bahan bakar fosil dan beralih ke sumber energi yang lebih bersih.
∙ Harga karbon yang lebih tinggi dapat merangsang investasi
Mendorong Inovasi Hijau: |
dalam teknologi bersih dan energi terbarukan.
∙ Pendapatan dari pajak karbon dapat digunakan oleh
Menghasilkan Pendapatan: |
pemerintah untuk mendanai inisiatif iklim, membantu masyarakat beradaptasi dengan perubahan iklim, atau mengurangi pajak lain.
Contoh Implementasi Pajak Karbon: |
∙ Swedia memperkenalkan pajak karbon pada tahun 1991 dan sejak itu menjadi
Swedia: |
salah satu negara dengan emisi terendah per kapita di Eropa.
∙ Kanada memiliki kebijakan harga karbon yang berlaku di tingkat federal,
Kanada: |
meskipun beberapa provinsi memiliki sistem mereka sendiri.
∙ Sistem Perdagangan Emisi Uni Eropa (EU ETS) adalah salah satu skema cap
Uni Eropa: |
and-trade terbesar di dunia, yang pada dasarnya bekerja sebagai pajak karbon dengan menetapkan harga untuk emisi karbon.
Efektivitas Pajak Karbon: Pajak karbon dianggap efektif karena memberikan insentif ekonomi langsung untuk mengurangi emisi. Namun, keberhasilannya sangat tergantung pada bagaimana pajak tersebut dirancang dan diterapkan, serta pada dukungan politik dan sosial.
Materi Kedua : Greenflation
Greenflation adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan inflasi atau kenaikan harga yang terjadi sebagai akibat dari upaya untuk mengurangi emisi karbon dan mengadopsi praktik ramah lingkungan. Ini terjadi karena berbagai alasan yang terkait dengan transisi menuju ekonomi yang lebih hijau. Berikut adalah beberapa faktor utama yang menyebabkan greenflation:
1. |
Biaya Produksi yang Lebih Tinggi: |
∙ Transisi ke energi terbarukan seperti angin, matahari, dan tenaga air memerlukan investasi besar dalam infrastruktur dan teknologi. Biaya ini seringkali lebih tinggi
dibandingkan dengan sumber energi fosil tradisional, terutama dalam jangka pendek.
∙ Produksi bahan-bahan ramah lingkungan atau berkelanjutan bisa lebih mahal karena melibatkan proses yang lebih kompleks atau bahan baku yang lebih mahal.
2. |
Regulasi dan Pajak: |
∙ Pemerintah di banyak negara menerapkan pajak karbon atau regulasi ketat terhadap emisi gas rumah kaca. Biaya tambahan yang dikenakan pada perusahaan ini sering kali diteruskan kepada konsumen dalam bentuk harga yang lebih tinggi untuk produk dan layanan. |
3. |
Permintaan Bahan Baku yang Tinggi: |
∙ Bahan baku yang diperlukan untuk teknologi hijau, seperti logam langka untuk baterai kendaraan listrik dan panel surya, mengalami permintaan yang meningkat. Ketika permintaan melebihi pasokan, harga bahan baku ini cenderung naik, yang kemudian mempengaruhi harga produk akhir. |
4. |
Gangguan Rantai Pasokan: |
∙ Perubahan dalam rantai pasokan menuju praktik yang lebih berkelanjutan dapat mengakibatkan gangguan sementara. Misalnya, jika suatu negara memutuskan untuk membatasi atau melarang ekspor bahan baku tertentu demi kepentingan lingkungan, ini dapat menyebabkan kelangkaan dan kenaikan harga. |
Dampak Greenflation
Ekonomi:
∙ Konsumen mungkin menghadapi harga yang lebih tinggi
Kenaikan Harga Konsumen: |
untuk barang dan jasa, terutama yang terkait dengan energi dan transportasi. ∙ Greenflation dapat berkontribusi pada inflasi umum di ekonomi,
Inflasi Secara Umum: |
yang dapat mempengaruhi daya beli konsumen dan stabilitas ekonomi.
Sosial: |
∙ Kenaikan harga yang disebabkan oleh greenflation dapat lebih
Ketidaksetaraan: |
berdampak pada kelompok masyarakat berpenghasilan rendah, yang menghabiskan proporsi pendapatan mereka yang lebih besar untuk kebutuhan dasar seperti energi dan transportasi.
∙ Industri yang tidak dapat dengan cepat beradaptasi
Tekanan pada Pekerja dan Industri: |
dengan regulasi hijau atau yang bergantung pada bahan bakar fosil mungkin menghadapi tekanan finansial dan kehilangan pekerjaan.
Penanganan Greenflation Untuk mengurangi dampak negatif dari greenflation, berbagai strategi dapat diterapkan, antara lain: |
1. |
Subsidi dan Insentif: |
∙ Pemerintah dapat memberikan subsidi atau insentif pajak untuk perusahaan dan konsumen yang mengadopsi teknologi hijau, mengurangi beban biaya transisi. |
2. |
Investasi dalam R&D: |
∙ Meningkatkan investasi dalam penelitian dan pengembangan untuk teknologi hijau yang lebih efisien dan murah dapat membantu menurunkan biaya produksi. |
3. |
Kebijakan Perdagangan: |
∙ Kerja sama internasional dalam perdagangan bahan baku penting untuk teknologi hijau dapat membantu menstabilkan pasokan dan harga. |
4. |
Pendidikan dan Pelatihan: |
∙ Program pelatihan untuk membantu pekerja beralih ke pekerjaan di sektor-sektor hijau dapat mengurangi dampak negatif pada tenaga kerja. |
Kesimpulan Greenflation adalah fenomena yang muncul sebagai konsekuensi dari upaya global untuk mengurangi emisi karbon dan mengadopsi praktik yang lebih berkelanjutan. Meskipun transisi ini penting untuk mengatasi perubahan iklim, penting juga untuk mengelola dampak ekonominya dengan hati-hati melalui kebijakan yang tepat, investasi dalam teknologi hijau, dan dukungan untuk masyarakat yang terkena dampak. |