Kembali

NARASI MARIMAR #2

Dalam pelaksanaan program kerja Ikatan Mahasiswa Akuntansi FEB-UH, yaitu Marimar (Mari IMA Mengajar) yang dilaksanakan pada hari Sabtu – Minggu, 15 – 16 Juli 2023 yang bertempat di Perumnas BTP. Program kerja ini dimulai pada pukul 10.00 WITA – selesai. Kelas dibagi menjadi 2, yaitu kelas A dan kelas B. Kelas A dibuat untuk mengajar anak-anak yang berada di tingkat SMP dan SMA. Sedangkan kelas B dibuat untuk mengajar anak-anak yang belum sekolah atau masih berada di tingkat SD. Tentunya sebelum memulaikan kegiatan, kami mengawalinya dengan melakukan doa lalu saling memperkenalkan diri dengan anak-anak di tempat. Tanpa lama, pengajar memberikan materi singkat di tempat dan anak-anak mulai menyimak materi tersebut. Di tengah materi, diperlihatkan antusias dari anak-anak untuk ingin menanggapi atau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh materi. Tidak hanya berfokus pada pengajar, para kema pun yang berada di tempat diberikan kesempatan untuk membantu anak-anak melakukan evaluasi materi. Saya sebagai kema baru merasakan kebahagiaan tersendiri karena telah berpartisipasi dalam membantu anak-anak yang kurang beruntung dalam memiliki pendidikan yang semestinya.

Tidak hanya mengajarkan kepada anak-anak, tetapi mengajarkan kepada diriku sendiri bahwa betapa beruntungnya saya mendapatkan pendidikan yang telah saya tempuh saat ini. Selain keilmuan yang didapatkan, saya diajarkan juga tentang kepeduliaan sosial. Walaupun memang kebanyakan dari mereka mendapatkan pendidikan, tetapi banyak dari mereka berpisah dengan orang tua mereka sendiri. Saya sangat mengerti jika mereka tidak bisa bersikap sewajarnya karena adanya kekurangan kasih sayang. Walaupun mereka berpisah dengan orang tuanya, tetapi saya dapat melihat semangat belajar mereka dan ada niat untuk mengembangkan diri mereka sendiri.

PERSONAL STATEMENT TENTANG KONDISI DAN SALAH SATU ANAK DISANA:

Di lokasi, saya diberi kesempatan untuk mendampingi evaluasi materi dari salah satu anak Bernama Nannu. Nannu berasal dari Buntusu. Ia memiliki 7 saudara. Nannu sendiri merupakan anak ke-4. Keluarga Nannu sekarang berada di Kalimantan atau NTT kalau tidak salah. Nannu sekarang baru naik menjadi kelas 6 di SLB. Anak yang paling tertua telah menikah dan bekerja. Melihat kondisi Nannu ketika saya mendampinginya, Nannu memperlihatkan semangat belajarnya dan saya sendiri terkesan Nannu lebih banyak mengerjakan evaluasinya secara mandiri daripada membutuhkan bantuanku. Selain mengerjakan evaluasi, saya sempat menanyakan mata pelajaran Nannu yaitu Matematika. Mengetahui mata pelajaran kesukaannya, saya pun terkaget dan memberikan pertanyaan sederhana terkait matematika. Membuat saya terkaget lagi, Nannu menjawab pertanyaanku dengan lancar tanpa kendala. Demikian saya memberikan semangat kepada Nannu untuk tetap mempertahankan semangatnya dan tetap melanjutkan pendidikan SMP dan SMA. Kalaupun bisa juga masuk lulus di Universitas Hasanuddin.

SARAN :

Meninjau latar belakang setiap anak yang kurang mendapatkan pendidikan selayaknya dengan keterbatasan kemampuan dan kondisi keluarga yang kurang mendukung, alangkah baiknya kita melakukan pengajaran sesuai dengan standar akademik yang mereka tempuh sekarang dan juga mendonasikan alat kebutuhan sekolah, seperti tas, buku, pulpen, pensil, dan lain sebagainya. Tidak menutup kemungkina juga kita dapat memberikan buku bacaan kepada mereka untuk meningkatkan kemampuan artikulasi mereka dan wawasan mereka.