Kembali

Tentang Kamu

Zaman Zulkarnain, seorang pemuda yang bekerja di firma hukum London Thompson & Co. ia diterima di firma hukum tersebut sebagai pengacara junior karena baru saja menyelesaikan studi sebagai pengacara di London. Tugas pertamanya ialah menyelidiki harta warisan Sri Ningsih. Sri Ningsing, perempuan asal Indonesia yang meninggal di panto jompo Paris. Ia meninggalkan saham sebesar 1% dari perusahaan multinasional. Saham tersebut setara dengan 19 triliun rupiah. Masalahnya, tidak ada jejak siapa keturunan atau siapa yang berhak mendapatkan uang tersebut.  Untuk menelusuri siapa pemilik warisan Sri Ningsih, Zaman mengunjungi kota kelahiran Sri, yakni di Pulau Bungin Sumbawa Indonesia. Di pulau tersebut, Zaman bertemu dengan Ode, teman masa kecil Sri Ningsih. Ode bercerita bahwa Sri telah ditinggal ibunya sejak lahir. Ibunya meninggal setelah melahirkan Sri Ningsih  Kemudian, ayah Sri Ningsih, Nugroho menikah lagi dengan perempuan bernama Nusi Maratta. Mereka hidup harmonis sampai ayah Sri Ningsih meninggal. Ayahnya meninggal ditelan ombak ketika hendak mengantarkan barang dengan kapal.

Sejak saat itu, hidup Sri Ningsih menjadi berat. Ia dipukuli setiap hari oleh ibu tirinya. Nusi Maratta juga menjadi pemarah. Nasib buruk hampir selalu mendatangi Sri Ningsih. Ibu tirinya meninggal ketika rumah mereka terbakar. Sri Ningsih dan adiknya (buah hati Nusi Maratta dan Nugroho) tinggal di pondok pesantren setelah kebakaran terjadi. Di pondok. Zaman pun mengunjungi pesantren Sri Ningsih di Surakarta. Ia bertemu dengan Ibu Nur’ani yang menceritakan masa ramaja Sri. Persahabatan yang dibangun Sri Ningsih hancur karena perbedaan paham politik. Saat itu, isu mengenai Partai Komunis Indonesia (PKI) memanas dan terus digoreng. Sri Ningsih kehilangan adiknya, Tilamuta. Ia meninggal, terbunuh akibat isu politik yang memanas. Kematian adiknya memukul Sri tetapi tidak mematahkan semangatnya. Ia terus belajar dan berusaha meraih impiannya.

Sri Ningsih melakukan banyak hal seperti menjadi guru, pedagang, memebuka usaha rental mobil, sampai menjajal membuka pabrik sabun. Ia sukses besar dengan pabrik sabun yang didirikannya. Namun, karena suatu hal, sri harus menjual pabrik tersebut. Pabrik ditukar oleh Sri Ningsih dengan saham perusahaan multinasional sebanyak 1%. Ia pun hijrah ke London. Memulai kehidupan baru di sana. Ia pun menemukan pasangan hidupnya, seorang laki-laki asal Turki yang bermukim di London. Mereka menikah dan hidup bahagia meskipun tanpa anak. Sri Ningsih dan suaminya bukan tak mau memiliki anak. Hanya saja ada masalah kesehatan yang tidak bisa membuat mereka memiliki anak. Namun, Sri Ningsih pernah hamil dan melahirkan seorang anak. Ketika lahir pun, sang anak tidak dapat tertolong. Anaknya pun wafat.  Mereka menjalin kasih sampai suami Sri Ningsih meninggal dunia. Sri Ningsih pun memutuskan tinggal di panti jompo di Paris sampai ajal menjemputnya. Sampai kematiannya, Sri hanya menuliskan sebuah surat wasiat. Surat yang penuh teka-teki yang harus diselesaikan siapapun penerimanya. Takdir Zaman dan masa lalu Sri Ningsih. Ia pun meneulusuri perjalanan hidup Sri Ningsih.

Alasan zaman mencari tahu latar belakang  ttg Sri Ningsih / ttg harta kekayaan Ningsih sejumlah 1,9 M tersebut karna firma hukum tempat ia bekerja di London menyerahkaan tugas  kepadanya untuk menyelesaikan penelitian Lamanya dia menggeluti jakarta untuk mencari pekerjaan ternyata tdk jauh dari rumahnya ada salah satu pekerjaan disitu yaitu sekolah rakyat yg dimana pemilik tersebut mengetahui ttg kiai maksum orang  yg membesarkan nya di Surakarta dan menyuruh bekerja menjadi guru di sebuah madrasa miliknya