Kembali

I Want To Die But I Want To Eat Tteokpokki 2

I Want to Die but I Want to Eat Tteokpokki adalah catatan pengobatan Baek Se Hee yang berjuang mengatasi distimia depresi ringan yang terus-menerus. Pada salah satu pengalamannya, Baek Se Hee melukai dirinya. Walau ia tak sampai ekstrem melakukan tindakan untuk menghilangnya nyawanya, tetapi tindakan melukai diri sendiri bisa dibilang sudah mengkhawatirkan. Setidaknya dengan tetap rutin berkonsultasi dan menjalani sesi perawatan kejiwaan dengan psikiaternya, dia berupaya untuk memperbaiki dirinya meski dalam kenyataannya butuh proses yang panjang.

Didiagnosis mengidap distima, Baek Se Hee memerlukan proses yang tidak sebentar untuk bisa memperbaiki banyak hal dalam hidupnya. Kecenderungannya untuk terus membandingkan hidup dengan orang lain, merasa lebih buruk dibandingkan orang lain, merasa membenci diri sendiri, hingga merasa hidup seakan tidak berarti membuat banyak kekhawatiran dalam dirinya. Ketika memilih untuk resign dari pekerjaannya, ada dilema yang ia rasakan. Merasa terus dibayangi luka masa lalu dan trauma di masa lalu membuatnya seakan terjebak pada lubang hitam yang tak ada habisnya. Bahkan berdialog dan berbicara dengan diri sendiri kadang terasa penuh liku. 

Membaca buku ini menghadirkan gambaran bagaimana perawatan kejiwaan dengan psikiater berjalan. Kita tak bisa mendiagnosis diri sendiri hanya dengan membaca artikel atau referensi yang mudah ditemukan di internet. Penting untuk segera menghubungi psikiater bila kita merasakan ada sesuatu yang tak biasa dari diri kita. Setidaknya bila kita merasakan kemiripan perasaan atau emosi seperti  yang dialami Baek Se Hee, ada baiknya untuk mencari bantuan dan pertolongan langsung ke pakarnya. Banyak poin dan pesan penting yang bisa dipetik dari pengalaman Baek Se Hee. Satu hal yang paling ia tekankan adalah pentingnya untuk tidak membenci diri sendiri.